Bulan Mei Lhokseumawe Alami Inflasi Tertinggi Se Sumatera
Komoditi cabai merah, memegang
rekor tertinggi pemicu inflasi di Kota Lhokseumawe. Bahkan, angka inflasi pada
bulan Mei 2013 lalu, Kota Lhokseumawe menunjukkan angka tertinggi inflasinya se
pulau Sumatera, yaitu mencapai 0.88 Persen.
Hasil tersebut diperoleh dari
pemantauan harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Lhokseumawe. dimana pada kelompok pengeluaran bahan makanan kenaikan indeks
harga konsumen (IHK) mencapai 2.47 Persen. Pada sub kelompok pengeluaran
bumbu-bumbuan (cabai merah) angkanya sungguh fantastis dibandingkan dengan yang
lainnya, yaitu 80.19 Persen.
Kepala BPS Kota Lhokseumawe
Mughlisuddin, SE, di Lhokseumawe mengatakan,
berdasarkan Survey Biaya Hidup (SBH) tahun 2007 hingga tahun 2013 ini,
angka kenaikan IHK cabai merah terjadi hingga 335.10 persen.
Itu artinya setiap tahun angka
IHK untuk komoditi cabai merah di Kota Lhokseumawe selalu melonjak tinggi dibandingkan dengan
jenis komoditi lainnya yang sejenis untuk katogeri bumbu-bumbuan.
Seperti dikatakan olehnya,
inflasi 0.88 Persen pada bulan Mei 2013 sangat dipengaruhi oleh perubahan harga
indeks yang dipicu oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran.
Terutama untuk jenis bumbu dapur seperti cabai merah.
Berdasarkan data yang dihimpun
pihaknya, lanjut Mughlisuddin, hampir semua kelompok pengeluaran mengalami
kenaikan. Sebagaimana dengan kelompok bahan makanan kenaikannya 2.47 Persen,
diikuti oleh kelompok perumahan, air dan listrik 0.43 Persen, pendidikan,
rekreasi dan olah raga 0.28 persen, kelompok kesehatan 0.08 persen,
transportasi 0.02 Persen, kelompok makanan jadi 0.01 Persen. Namun hanya,
kelompok sandang masih mengalami penurunan indeks sebesar -0.89 persen, ujar
Mughlisuddin.
“Namun, penyumbang terbesar
terhadap kenaikan angka inflasi pada bulan Mei lalu adalah pada sub kelompok
pengeluaran bahan makanan bumbu dapur, yaitu cabai merah”, ujarnya.
Akibat tingginya angka inflasi tersebut
di Kota Lhokseumawe, berdasarkan pantauan perubahan harga barang oleh BPS
secara nasional, menetapkan Kota Lhokseumawe sebagai kota yang tertinggi angka
inflasinya di Pulau Sumatera dan urutan kota ke empat secara nasional.
Minimnya Stok Dipasaran
Kembali kepada penyebab tingginya
angka inflasi di Kota Lhokseumawe yang diakibatkan oleh melonjaknya harga cabai
dipasaran, dibenarkan oleh salah seorang pedagang cabai merah di Lhokseumawe.
Ade, salah seorang pedagang
mengatakan, bahwa harga cabai merah begitu melonjak pada bulan Mei. Hal itu
disebabkan oleh minimnya stok cabai merah yang diterima oleh pedagang dari
sejumlah daerah produsen.
Sementara pasokan cabai merah
untuk Kota Lhokseumawe, banyak dipasok dari Aceh Pidie, Pidie Jaya, Aceh
Tengah, Bener Meriah dan Bireun serta dari Berastagi Sumatera Utara. Namun,
dalam sebulan terakhir, pasokan cabai merah sangat minim, yang membuat harganya
melonjak tinggi dipasaran.
Namun dalam kurun waktu sebulan
terakhir itu pula, pasokan cabai merah sangat minim yang diterima oleh pedagang
grosir dan eceran. Bahkan berdasarkan pantauan wartawan, harga cabai merah
melonjak secara stagnasi mulai dari harga Rp20.000 hingga mencapai Rp48.000
pada akhir Mei.
Sedangkan permintaan cabai merah
di Lhokseumawe selalu meningkat. Hal itu selain untuk kebutuhan bumbu dapur,
juga ditambah dengan semakin perkembangan pesat usaha rumah makan dan restoran
di Kota Lhokseumawe yang membutuhkan cabai merah sebagai salah satu bahan baku
masakan.(Muchlis S.PdI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar